Pagi bermentari menemani gadis
22 tahun mengawali pekerjaan barunya. Wilona, sebut saja lona. Dia bekerja di
salah satu perusahaan swasta di bandung dengan memakai jas merah dan high heels
hitam yang menopang badannya yang tinggi kurus semampai. Rambut hitam sebahu terurai
berkilau. Tak heran banyak pria yang melirik nya dan ingin menjadikan nya
sebagai pacar atau teman hidup nya. Penampilannya sangat beraturan. Rapih
bersih dan ia sangat memperhatikan performance nya dalam berhias.
Satu hal yang membuat para pria
tergila gila padanya, dia sangat murah. Maksud disiniadalah murah dalam
memberikan senyuman. Setiap hari ia selalu mendapat salam hangat dari para fans
nya.
ia tak banyak mempunyai teman
perempuan. Entah mungkin teman teman nya iri padanya atau tidak mau kalah
cantik. Tapi lona adalah pribadi yang supel. Dia selalu mau bergabung walau
awalnya sulit diterima teman teman nya.
Hari demi hari minggu berganti
bulan, lona mulai menyesuaikan diri dengan temannya. Namun ada satu orang
yang terasa asing baginya. Dia
memperhatikan orang ini sangat berbeda dengan yang lainnya. Dia tidak banyak
bicara tapi dia sangat perhatian. Tapi tidak kepada lona.
Namanya silya . dia bukan asli
bandung. Tapi di kota dodol. Gadis 22 tahun ini berkulit bersih, tingginya sebahu
lona dan dia berkerudung.
Wilona sangat heran dengan
kepribadian nya yang janggal. Semakin hari lona semakin mendekati silya. Lona
sangat ingin berteman dengan nya karna hanya silya yang selalu pasang muka
jutek pada nya.
Silya sosok orang yang terlihat
cuek dan masa bodo tapi dia sangat memperhatikan orang di sekitarnya. Dan pada
akhirnya lambat laun lona berteman dengan nya bahkan sampai jadi sahabat.
“makan siang bareng yu, aku
bawa pindang tumis”
“ayooo, tapi aku Cuma bawa nasi
nya aja”
“gpp, nanti pindang nya di bagi
dua aja. Aku bawa banyak kok”
Selain perhatian dia juga
sangat peduli. Awalnya lona mengira apa jangan jangan dia lesby?